Saat kau pertama kali
Datang, masuk ke duniaku
Saat itu pula
Kau langsung mengubah segalanya
Prioritas, logika kesadaran,
Reaksi, perasaan, loyalitas
Perspeksiku pada dunia
Eksistensiku
Semuanya luluh lantak
Hancur berantakan
Membuarku kembali mempertanyakan
Tujuan, arti hidupku di dunia
Kau… makhluk paling menarik
Yang pernah ada di dunia
Segala yang ada padamu
Penuh intrik, menggelitik seluruh inderaku
Jiwamu, sikapmu, tubuhmu,
Matamu… matamu!
Tiada batu mulia yang dapat mendekati
Apalagi menandingi substansi terindah milikmu itu
Lalu…. Kau pergi
Secepat kau datang ke hidupku
Merampas setengah hati dan jiwaku
Meninggalkanku mengadapi dunia dengan ketidaksempurnaanku
Apakah kau tahu
Setelah kau pergi, aku terus berjuang
Berjuang menjalani hidup, bukan lagi hari demi hari
Tetapi bahkan tiap milidetik terasa hampa tampamu
Sepertinya kau pantas memberiku selamat
Setiap hari aku mampu terseyum
Menjalani hari seperti sebelum kau datang
Meskipun jiwaku telah hancur lebur
Hidupku semakin terasa hampa
Tubuhku bergerak secara otomatis
Tanpa perlu kukendalikan lagi
Seolah – olah aku ini robot yang terprogram
Namun di balik semua itu
Jiwa hancurku menyimpan sesuatu yang lain
Sebuah memori, suati ingatan
Kenangan akan perjumpaan kita dulu
Kenangan itu terus ku genggam erat
Ku putar berulang – ulang dalam kepalaku
Memabukkanku dengan rasa yang kaya
Dengan rasa yang dalam dan tak kumengerti
Semakin lama ku mengingatnya
Semakin ku menyadari bahwa
Aku semakin merindukanmu, menginginkanmu
Pancainderaku mengidamkan dirimu, sangat.
Dan WAKTUKU AKHIRNYA TIBA
Kesempatanku untuk mendapatkanmu
Akhirnya berada dalam genggamanku
Seluruh kerinduanku, PASTI akan kubayar
Perjumpaan kita yang kedua
Tidaklah sepahit yang pertama
Bukan, bukan lebih manis.
Gurih. Mungkin kata itulah yang tepat
Berbagai macam rasa terbuncah di dada
Ketika melihat dirimu, lagi, akhirnya
Pahit manis pedas kecut
Sedih marah lega. BAHAGIA.
Memang diriku ini harus membunuhmu
Karena aku dan kau tidak ditakdirkan untuk menjadi kawan
Karena aku dan kau digariskan untuk menjadi musuh abadi
Dan karena berjuta alasan lainnya
Namun pertanyaannya,
Apakah aku MAU membunuhmu?
Apakah aku mau membuang kesempatanku bersatu denganmu?
Tidak, cukuplah sekali aku kehilanganmu.
Harga apapun siap kubayar. Aku siap.
Apabila aku dapat menghabiskan sisa waktuku bersamamu
Apabila aku mendapatkanmu, akhirnya
Apabila kau menjadi milikku selamanya
Kini, aku memang mendapatkanmu.
Kau memang sudah menjadi milikku
Kau berada dalam pelukanku
Dan aku dalam pelukanmu
Biarlah waktu melambat dan berhenti
Memerangkap kita berdua
Bersama dengan perasaan gurih ini
Dalam suatu dunia penuh misteri
Hingga habis waktuku
Hingga aku harus membayar harga untuk mendapatkanmu
Hingga…
Selamanya.
Biarkan kebahagiaan ini--ya, aku bahagia--
Merasuk dalam diriku, menghangatkanku
Menghuni hati dan jiwaku
Yang kini telah utuh lagi, karenamu.
ILYSM, *****
----------------------------------------------------------
Uhhhh... yeah. *no comment*
Ada komentar?
No comments:
Post a Comment